Anak-anak yatim dan faqir miskin adalah kelompok masyarakat yang sangat dicintai oleh Rasulullah SAW, bahkan dalam sebuah hadith dinyatakan ( Rasulullah ) sangat dekat dengan mereka.Perhatian kepada mereka sangat diutamakan, sebagaimana tersebut dalam sebuah ayat :
ويسئلونك عن اليتمى قل اصلاح لهم خير وان تخالطهـــم فاخوانكم
Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim katakanlah ;
Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu”
( Al-Baqarah: 220 )
Dan Baginda bersabda
Untuk perhatian juga, rumah anak ayatim Nur Hidayah ini sangat memerlukan sebuah kenderaan untuk memudahkan perjalanan anak-anak ini. Sampai-sampaikanlah......
Terjemahan Surah Al Maun
(1) Tahukah kamu ( orang ) yang mendustakan agama?
( 2) Itulah orang yang menghardik anak yatim
( 3 ) dan tidak menganjurkan memberi makan fakir miskin
( 4 ) maka celakalah bagi orang yang sholat
( 5 ) ( yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya,
( 6 ) orang yang berbuat riya,
( 7) dan enggan ( menolong dengan ) barang yang berguna.
Asbabul Nuzul
Adapun sebab turunya surah ini ialah berkenaan degan orang-orang munafik yang memamerkan solat mereka kepada orang yang beriman; mereka melakukan solat dengan riya’, dan meninggalkannya apabila tidak ada yang melihatnya serta menolak memberikan bantuan kepada orang miskin dan anak yatim ( Riwayat ibnu Mudzir ).
C. Tafsir
Surah ini diawali dengan kalimat pertanyaan untuk menarik perhatian pembacaanya. Kemudian Allah SWT sendiri yang menjawab pertanyaan tersebut satu per satu. Tujuanya ialah agar pembaca benar-benar menghayati dan memahami makna yang terkandung di dalamnya.Biasanya setiap ayat yang didahului dengan pertanyaan mengandung nilai yang sangat penting untuk difahami dan diamalkan. Pertanyaan yang paling utama ialah “ siapakah pendusta agama ? “ maka jawapannya segera disusul setelah pertanyaannya. Ayat selanjutnya menjawab secara tegas bahwa pendusta agama ialah orang yang tidak mahu menyantuni anak yatim.Ciri berikutnya ialah orang yang tidak mahu menyeru untuk dana dan makanan supaya diberikan kepada orang miskin.
Ustadz M Quraish Shihab dalam Tafsir Al-quran Al karim menyatakan paling tidak ada 2 hal yang patut diperhatikan dalam ayat 3 surat ini. Pertama ayat tersebut tidak mempersoalkan tentang kewajipan ”memberi makan” orang miskin, tetapi ”menganjurkan memberi makan”.
Ini bermaksud mereka yang tidak memiliki kelebihan apapun dituntut pula untuk berperanan sebagai ”penganjur memberi makanan terhadap orang miskin” atau dengan kata lain, kalau tidak mampu secara langsung, minimal kita menghubungkan mereka dengan orang-orang yang mampu untuk memperhatikan nasib mereka. Peranan ini sebenarnya mampu dilakukan oleh sesiapa pun.